Dua Sisi Mahkota Miss World 2013
Mendengar kata “Miss World” pasti sudah tak asing lagi di telinga masyarakat dunia. Siapa yang tak mengetahui ajang kecantikan yang melibatkan sekitar 140 negara itu. Bermula dari kontes kecantikan hewan.
Lalu sukses kontes kecantikan hewan tersebut diuji-coba untuk manusia yang di beri nama Festival Bikini Contest. Dari Festival Bikini Contest yang menuai banyak komentar negatif dari berbagai kalangan dan sempat dihentikan penyelenggaraannya. Tapi kemudian dari Festival Bikini Contest dirubahlah menjadi Miss World. Pertama kali digelar di Amerika pada tahun 1854. Beberapa tahun kemudian muncul konsep 3B yakni Brain (kecerdasan), Beauty (kecantikan), dan Behavior (Kepribadian). Konsep 3B ini sebenarnya hanya untuk memoles kontes kecantikan agar diterima banyak kalangan. Sementara Indonesia baru ikut-ikutan kontes kecantikan kelas dunia ini pada tahun 1982.
Ajang Kontes kecantikan menjadikan perempuan dan tubuhnya sebagai eksploitasi perempuan di atas panggung, catwalk, majalah, dan televisi yang dijadikan alat promosi industri rating media, industri alat komestik, fashion. Maka jelas, ajang ini menjadikan tubuh wanita beserta kecantikannya sebagai komoditas bisnis yang menguntungkan pihak-pihak tertentu. Meskipun di gembar-gemborkan adanya ajang seperti ini untuk menjunjung tinggi derajat wanita, mengusung konsep mengembangkan dunia pendidikan, kesehatan, sosial dan lain sebagainya melalui tangan cantik wanita wanita tersebut, akan tapi itu tidak berjalan seimbang dengan kegiatan mereka sebagai alat bisnis berbagai pihak. Penggambaran yang tepat untuk perbandingan kegiatan mereka seperti sebuah jungkat-jungkit yang hanya satu orang yang menduduki salah satu sisi kursinya. Kursi yang diduduki dan berada dibawah adalah penggambaran kegiatan pemajuan pendidikan, sosial dan sebagainya. Sedangkan sisi kosong yang melambung keatas adalah penggambaran kegiatan promosi suatu produk. Sangat tidak seimbang diantara keduanya.
Miss World 2013 yang menjadikan Indonesia sebagai tuan rumahnya telah memunculkan banyak opini berbeda dari berbagai kalangan. Bahkan tetap menjadi topik hangat sampai detik-detik terakhir puncak acara Miss World 2013, dan masih sangat menarik untuk disimak. Ada pihak pro dan kontra dengan segala alasan yang mendasarinya. Pihak pro mengatakan ajang yang digelar di Indonesia ini dapat mengenalkan keindahan Indonesia dimata dunia. Sedangkan yang kontra berseru bahwa ajang yang hanya mengeksploitasi wanita ini tidak cocok diadakan di negara yang mengusung budaya timur yang penuh kesopanan dan menghargai wanita seperti Indonisia ini, bahkan salah satu tempat yang dipilih untuk penyelenggaraan ajang ini adalah Kab. Bogor yang dikenal religius. Tentu ini akan dapat menuai kecaman dari masyarakat Indonesia yang mayoritasnya adalah Muslim. Haruskah memperkenalkan keindahan dan kemegahan Indonesia ke mata dunia dengan ajang yang menggeser identitas bangsa timur yang belakangan ini sudah banyak terkikis dengan adanya globalisasi dan modernisasi dari bangsa barat? Problematika ini seperti mahkota yang akan dipasangkan di kepala sang juara Miss World 2013. Sisi depan yang indah berkilau adalah perkenalan keindahan Indonesia dimata dunia, sedangkan sisi yang tak berkilau bagian belakang mahkota adalah penggambaran adanya pengikisan budaya timur dan gejolak batin yang dirasakan beberapa golongan masyarakat Indonesia.
Seharusnya ada sikap tegas dari pemerintah dalam menyikapi hal ini, jangan dibiarkan mengambang seperti ini. Aksi unjuk rasa menolak penyelenggaraan kontes Miss World pun gencar dilaksanakan. Akibat gencarnya aksi penolakan terhadap penyelenggaraan Miss World itu, malam final kontes ratu kecantikan itu tak jadi digelar di Bogor, Jawa Barat. Miss Wolrd pun sepenuhnya akan digelar di Bali. Fajar Riza Ul Haq, direktur eksekutif Maarif Institute juga menyayangkan sikap pemerintah dalam menghadapi polemik penyelenggaraan Miss World. ''Jalan keluar yang diambil mencerminkan pemerintah tidak bertanggung jawab terhadap keputusannya sendiri. Padahal pemerintah telah jauh-jauh hari memberikan ijin kegiatan Miss World di Jakarta dan Sentul, Bogor," komentarnya.
Puncak acara yang akan di gelar pada 28 September 2013 ini akan tetap menyita perhatian dari berbagai kalangan dan sangat menarik untuk diikuti terlepas dari segala gejolak yang ada sebelumnya. Masyarakat dunia pasti akan tidak sabar menunggu apa yang akan terjadi pada malam puncak Miss World. Adakah kejutan-kejutan yang akan menggemparkan dunia atau hanya berjalan seperti biasa meski banyak konsep yang berubah dari konsep awalnya. Kita saksikan saja bersama-sama ajang Miss World 2013 yang hanya akan menunggu beberapa waktu lagi.
Writer,
Lailatul Chikmah
Komentar
Posting Komentar